Jurnal Refleksi Dwi Mingguan (Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin)


Oleh : M. Adlan Fahmi

CGP Angkatan 5 Kab. Jombang


Salam dan Bahagia

Pada jurnal refleksi dwi mingguan ini adalah kelanjutan dari jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.3 yang saya tulis pada tanggal 1 April lalu.

Dalam mengerjakan jurnal refleksi ini  saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P.

 

Fact (Peristiwa)

Pada 2 minggu ini, saya mempelajari modul 3.1, yaitu tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Setelah menyelesaikan mempelajari mulai dari diri dan tugas eksplorasi konsep secara mandiri di LMS, dilanjutkan dengan Sesi Ruang Kolaborasi dengan bimbingan Fasilitator, yaitu Ibu Tetty Rosliana. Pada Sesi ini saya berkelompok dengan Pak Hasan, Bu Halayli, dan Bu Tri Hastuti. Pada Ruang Kolaborasi sesi 1, kami membahas beberapa peristiwa pengambilan keputusan kasus dilemma etika, untuk kemudian kami pilih salah satu untuk dianalisis dan dipresentasikan. Pada saat itu, yang dipilih sebagai bahan analisis adalah kasus yang dialami oleh bu Halayli. Setelah berkolaborasi dan menyiapkan bahan presentasi, tibalah saatnya pada Ruang Kolaborasi Sesi 2. Kelompok kami mendapatkan jatah presentasi paling akhir. Alhamdulillah berjalan lancer.

Kemudian masuk ke sesi Demonstrasi Kontekstual dimana saya ditugaskan untuk mewawancarai pimpinan (kepala sekolah) sebagai wadah untuk menunjukkan pemahaman mengenai keseluruhan materi dan bertujuan agar CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajari tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan penerapan keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain. Pada sesi ini, saya mewawancarai Ibu Sulastri (Kepala SDN Wonosalam 1) dan Bapak Puji Santoso (Kepala SDN Sumberjo 1). Banyak hal saya dapatkan dari wawancara ini.

Berikutnya, tibalah saatnya pada pendampingan individu yang ke-4 dengan pengajar praktik saya yaitu Bapak Agus Dwi Amar Fithra. Dalam pendampingan kali ini saya sebagai CGP disupervisi akademik oleh pendamping praktik yaitu menerapkan pembelajaran berdeferensiasi dengan pembelajaran KSE dikelas dengan paradigma coaching.

Selanjutnya pada tanggal 12 April saya mengikuti sesi elaborasi yang dipandu oleh instruktur yang sangat luar biasa, yaitu Ibu Yuni Widiastuti. Pada sesi ini beliau menjelaskan secara gambling tentang perbedaan dilemma etika dan bujukan moral serta 9 langkah pengambilan keputusan dalam kasus dilemma etika.

Kemudian pada tanggal 15 April kami seluruh CGP dari kabupaten Jombang melaksanakan lokakarya di SMA Negeri Ploso Jombang. Lokakarya pada Pendidikan guru penggerak adalah hal yang sangat kami nantikan karena dapat merefresh otak kami yang selama Pendidikan berkutat dengan LMS dan sebagai ajang silaturahmi antar sesama CGP, pendamping praktik  Bersama para stake holder terkait dan  sekabupaten Jombang. Pada sesi ini kami tergabung dalam 1 kelas Bersama Kelompok Bu Lilik (Kec. Jombang dan sekitarnya) yang banyak dihuni guru SMP, SMA, dan SMK. Dalam kegiatan ini saya melakukan praktek coaching dengan Bapak Andik, CGP SMKN 3 Jombang.

Sungguh pembelajaran yang sangat luar biasa yang kami dapatkan banyak perbedaan pendapat dan masukan kepada kami serta umpan balik dari fasilitator yang semakin memperkuat pemahaman kami dalam mempelajari modul 3.1 ini.

 

Feeling (Perasaan)

Alhamdulillah ada yang berbeda yang saya rasakan pada saat di supervisi akademik dengan paradigma coaching denga supervisi akademik yang biasa rutin dilakukan oleh kepala sekolah saya yang minimal dilaksanakan 1x dalam satu semester. Perbedaan yang saya rasakan adalah biasanya Ketika di supervisi akademik saya merasa cemas,takut salah,takut tidak sesuai form observasi dan mendapat nilai kecil jadi seperti ada perasaan sedang di "judging", sangat jauh berbeda dengan yang saya rasakan pada saat di supervise akademik dengan paradigma coaching. Saya merasa lebih nyaman, dan ada pengembangan diri yang berkelanjutan yang saya peroleh,serta tercipta hubungan kemitraan antara Coache (pengajar praktik sebagai supervisor) dengan Coachee (saya sendiri). Secara keseluruhan ada hal-hal yang menakjubkan bagi diri saya pribadi Ketika mempelajari modul ini, dari mulai pengalaman menganalisis study kasus sampai Ketika mewawancarai langsung para kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran di satuan Pendidikan asal CGP dan sekolah lain. Dan yang paling berkesan adalah pada saat lokakarya, saya melakukan praktek coaching Bersama Bapak Andik. Pada saat itu saya tidak menyiapkan bahan untuk kegiatan ini. Tapi beberapa menit sebelum sesi ini, saya mendapatkan WA dari teman yang berisi tulisan Kesan dan Pesan program KURCACI. Akhirnya spontan WA ini yang saya jadikan bahan untuk coaching. Ternyata hasilnya luar biasa, saya benar-benar merasakan manfaat coaching. Praktek coaching berjalan natural, mengalir apa adanya, tanpa skrip. Luar biasa.

 

Findings(Pembelajaran)

Hal penting yang saya dapatkan Ketika mempelajari modul ini adalah kita sebagai pendidik apalagi sebagai pemimpin pembelajaran  tentunya akan selalu dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil  keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada Sembilan langkah pengujian keputusan yang dapat dilakukan yaitu:

  • 1.     mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  • 2.     Siapa yang terlibat dalam situasi ini
  • 3.     Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
  • 4.     Pengujian benar atau salah (uji legal,uji regulasi,uji publikasi,uji intuisi dan uji panutan)
  • 5.     Pengujian paradigma benar lawan benar (Individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa kasihan,Kebenaran lawan kesetiaan,Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
  • 6.     Melakukan prinsip resolusi (Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking),Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking),Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
  • 7.     Investigasi opsi trilemma
  • 8.     Buat keputusan
  • 9.     Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Dari pengalaman kita bekerja kita pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui

bahwa dilema etika adalah tantangan berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

  • 1.     Individu lawan kelompok (individual vs community)
  • 2.     Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • 3.     Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • 4.     Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Ketika seorang pendidik dihadapkan pada sebuah kasus yang merupakan dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup disini kita dituntut agar dapat  bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal serta berpihak pada murid. Dalam hal ini ada tiga prinsip yang membantu dalam mengambil keputusan yang mengandung dilema etika yaitu :

  • 1.     Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  • 2.     Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • 3.     Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

 

Future (Penerapan ke depan)

Setelah memahami dan mendalami modul ini saya berharap dapat melatih keterampilan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dan dapat saya terapkan dilingkungan kerja saya sehingga Ketika ada masalah saya dapat mengambil keputusan secara tepat,adil dan sesuai nilai-nilai kebajikan, bertanggungjawab dan berpihak pada murid

Sekian Jurnal refleksi dwi mingguan yang saya buat, semoga bermanfaat.


0 Response to "Jurnal Refleksi Dwi Mingguan (Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel